Sebagian besar kematian dini disebabkan oleh penyakit. Untuk itu
penelitian terbaru mengembangkan tes mengukur sistem kekebalan tubuh
yang bisa mengidentifikasi risiko kematian dini.
Para peneliti dari Mayo Clinic mengukur aktivitas sistem kekebalan tubuh melalui tes darah untuk mengetahui apakah seseorang berisiko mengalami kematian di usia dini.
Studi yang melibatkan 15.859 warga Minnesota yang berusia 50 tahun yang dipublikasikan dalam jurnal Mayo Clinic Proceedings menunjukkan hubungan tingkat tinggi dari free lights chain memicu kematian dini pada kelompok orang yang diketahui tidak memiliki gangguan darah.
"Normalnya light chains akan mengikat apa yang disebut dengan heavy chain untuk membentuk antibodi dan melawan infeksi," ujar Vincent Rajkumar, MD ahli hematologi di Mayo Clinic, Rochester, Minnesota, seperti dikutip dari HealthDay, Jumat (8/6/2012).
Rajkumar menuturkan kehadiran rantai ringan yang tidak terikat atau bebas ini telah lama dikenal sebagai sinyal bahwa sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi sebagaimana mestinya, baik akibat adanya peradangan, infeksi atau keduanya.
Beberapa studi menunjukkan peningkatan rantai bebas ini telah diamati pada orang dengan disfungsi ginjal serta gangguan autoimun seperti rheumatoid arthritis dan penyakit lupus.
Untuk itu peneliti mengungkapkan tingginya kadar rantai bebas ini bisa menjadi penanda peradangan yang berhubungan dengan penyakit jantung, masalah kesehatan lain, atau kerusakan dari sistem kekebalan tubuh.
Meski begitu tes darah ini belum dibandingkan dengan tes lain yang bisa digunakan untuk mengukur fungsi sistem kekebalan tubuh atau tanda peradangan seperti tes C-reactive protein, sehingga tidak diketahui mana yang lebih efektif dalam menentukan risiko kematian dini.
Sumber
Para peneliti dari Mayo Clinic mengukur aktivitas sistem kekebalan tubuh melalui tes darah untuk mengetahui apakah seseorang berisiko mengalami kematian di usia dini.
Studi yang melibatkan 15.859 warga Minnesota yang berusia 50 tahun yang dipublikasikan dalam jurnal Mayo Clinic Proceedings menunjukkan hubungan tingkat tinggi dari free lights chain memicu kematian dini pada kelompok orang yang diketahui tidak memiliki gangguan darah.
"Normalnya light chains akan mengikat apa yang disebut dengan heavy chain untuk membentuk antibodi dan melawan infeksi," ujar Vincent Rajkumar, MD ahli hematologi di Mayo Clinic, Rochester, Minnesota, seperti dikutip dari HealthDay, Jumat (8/6/2012).
Rajkumar menuturkan kehadiran rantai ringan yang tidak terikat atau bebas ini telah lama dikenal sebagai sinyal bahwa sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi sebagaimana mestinya, baik akibat adanya peradangan, infeksi atau keduanya.
Beberapa studi menunjukkan peningkatan rantai bebas ini telah diamati pada orang dengan disfungsi ginjal serta gangguan autoimun seperti rheumatoid arthritis dan penyakit lupus.
Untuk itu peneliti mengungkapkan tingginya kadar rantai bebas ini bisa menjadi penanda peradangan yang berhubungan dengan penyakit jantung, masalah kesehatan lain, atau kerusakan dari sistem kekebalan tubuh.
Meski begitu tes darah ini belum dibandingkan dengan tes lain yang bisa digunakan untuk mengukur fungsi sistem kekebalan tubuh atau tanda peradangan seperti tes C-reactive protein, sehingga tidak diketahui mana yang lebih efektif dalam menentukan risiko kematian dini.
Sumber
No comments:
Post a Comment