Timnas Indonesia usia di bawah 13 tahun (U-13) menempati peringkat kedua di AFC U-13 (Boys) Festival of Football 2011 di Kinabalu, Sabah, Malaysia. Timnas Garuda Muda Indonesia setingkat di bawah Thailand dengan selisih satu kemenangan atau tiga poin. Ternyata dari 22 pemain dalam skuad timnas, tujuh diantaranya merupakan para pemain yang berasal dari Malang Raya.
Tengah hari kemarin, tujuh bocah berjaket hitam turun dari tangga pesawat yang tak lama mendarat di Bandara Abdurahman Saleh Pakis. Meski disengat terik panas matahari, satu per satu turun meninggalkan pesawat yang mengantarkannya dari Jakarta dengan wajah sumringah. Keceriaan itu sangat terpancar dari mereka sekembali menginjakkan kaki di Bhumi Arema. Ditambah lagi, para anggota keluarga, terutama orang tuanya juga setia menunggu.
Mereka ini adalah para pemain pilihan yang baru saja tergabung membela timnas U-13 di ajang AFC U-13 (Boys) Festival of Football 2011, 24 Mei-6 Juni kemarin. Dari total 10 laga yang diikuti tim dari sembilan negara anggota AFC zona Asia Tenggara itu, mereka sukses mengantarkan Garuda Muda menang enam kali, seri dua kali, dan kalah dua kali. Sedangkan, tim terbaik, Thailand menang tujuh kali, sekali seri, dan kalah dua kali.
‘’Ikut bangga jadi kapten timnas, bisa main dengan anak-anak wakil dari Asia. Cukup bangga bisa kembali main di level internasional. Mainnya semangat, kami dilatih coach Mundari Karya dan Yeyen Tumena. Sepulang dari timnas, saya harus tetap berlatih, lebih baik dari sebelumnya, kembali ke tim Banteng Muda,” ujar Tio Sapta Kusuma, bek kanan yang sekaligus kapten timnas U-13 kepada Malang Post, sore kemarin.
Ya, pemain kelahiran Tirtoyudo, 22 Juni 1998 ini sebelumnya mewakili Indonesia dari Banteng Muda di ajang Piala Danone di Afrika Selatan. Rasa bangga sangat dimiliki mereka setelah membela merah putih di ajang internasional. Tak terkecuali, hal itu dimiliki Arman Safril Adam, gelandang kiri yang sukses mengawal timnas minim dari kebobolan. Pemain yang dikenal memiliki kelincahan dan agresif dalam membantu penyerangan ini mengaku, senang bisa menampilkan seluruh kemampuannya bersama timnas.
Tak terkecuali, arek Pandanwangi ini mengungkapkan dirinya dan rekannya harus kontak fisik dengan para pemain sebayanya memiliki postur lebih besar dan tinggi. Dengan semangat tinggi, Safril menyebut, timnas mampu bersaing dan juga membawa timnas nangkring di peringkat dua klasemen akhir. Meski sejatinya, 22 pemain yang tergabung di timnas hanya seminggu menjalani latihan bersama. ‘’Main menyerang, kelincahan bisa keluar. Selama di Malaysia, saya beri dua kali assist, dan jadi gol yang dicetak Suhendri dan Tedi Hasanudin semua dari heading,” ujar pengidola David Backham yang masih ingat pesan orang tuanya agar diminta main bagus selama tampil.
Dari tujuh pemain yang juga tergabung dalam tim Banteng Muda Malang ini, hampir seluruhnya menjadi starter. Namanya masih bocah, sebagian dari mereka justru malu-malu ketika disebut sebagai starter timnas. Hal ini seperti yang ditunjukkan bek kiri timnas, Hendra Putra Satrya. Saking malunya, pemain kelahiran Sumbermanjing Wetan, 9 Juli 1998 ini malah tidak bisa menceritakan kenangannya selama tampil membela timnas U-13 dan berkunjung ke Malaysia. ‘’Waduh biyung, bagaimana rasanya dan kesannya. Ya, senang dan bangga bisa bermain di luar negeri, senang. Hampir dua minggu memendam rindu sama keluarga,” terang Hendra. (poy heri pristianto)
Sumber
Tengah hari kemarin, tujuh bocah berjaket hitam turun dari tangga pesawat yang tak lama mendarat di Bandara Abdurahman Saleh Pakis. Meski disengat terik panas matahari, satu per satu turun meninggalkan pesawat yang mengantarkannya dari Jakarta dengan wajah sumringah. Keceriaan itu sangat terpancar dari mereka sekembali menginjakkan kaki di Bhumi Arema. Ditambah lagi, para anggota keluarga, terutama orang tuanya juga setia menunggu.
Mereka ini adalah para pemain pilihan yang baru saja tergabung membela timnas U-13 di ajang AFC U-13 (Boys) Festival of Football 2011, 24 Mei-6 Juni kemarin. Dari total 10 laga yang diikuti tim dari sembilan negara anggota AFC zona Asia Tenggara itu, mereka sukses mengantarkan Garuda Muda menang enam kali, seri dua kali, dan kalah dua kali. Sedangkan, tim terbaik, Thailand menang tujuh kali, sekali seri, dan kalah dua kali.
‘’Ikut bangga jadi kapten timnas, bisa main dengan anak-anak wakil dari Asia. Cukup bangga bisa kembali main di level internasional. Mainnya semangat, kami dilatih coach Mundari Karya dan Yeyen Tumena. Sepulang dari timnas, saya harus tetap berlatih, lebih baik dari sebelumnya, kembali ke tim Banteng Muda,” ujar Tio Sapta Kusuma, bek kanan yang sekaligus kapten timnas U-13 kepada Malang Post, sore kemarin.
Ya, pemain kelahiran Tirtoyudo, 22 Juni 1998 ini sebelumnya mewakili Indonesia dari Banteng Muda di ajang Piala Danone di Afrika Selatan. Rasa bangga sangat dimiliki mereka setelah membela merah putih di ajang internasional. Tak terkecuali, hal itu dimiliki Arman Safril Adam, gelandang kiri yang sukses mengawal timnas minim dari kebobolan. Pemain yang dikenal memiliki kelincahan dan agresif dalam membantu penyerangan ini mengaku, senang bisa menampilkan seluruh kemampuannya bersama timnas.
Tak terkecuali, arek Pandanwangi ini mengungkapkan dirinya dan rekannya harus kontak fisik dengan para pemain sebayanya memiliki postur lebih besar dan tinggi. Dengan semangat tinggi, Safril menyebut, timnas mampu bersaing dan juga membawa timnas nangkring di peringkat dua klasemen akhir. Meski sejatinya, 22 pemain yang tergabung di timnas hanya seminggu menjalani latihan bersama. ‘’Main menyerang, kelincahan bisa keluar. Selama di Malaysia, saya beri dua kali assist, dan jadi gol yang dicetak Suhendri dan Tedi Hasanudin semua dari heading,” ujar pengidola David Backham yang masih ingat pesan orang tuanya agar diminta main bagus selama tampil.
Dari tujuh pemain yang juga tergabung dalam tim Banteng Muda Malang ini, hampir seluruhnya menjadi starter. Namanya masih bocah, sebagian dari mereka justru malu-malu ketika disebut sebagai starter timnas. Hal ini seperti yang ditunjukkan bek kiri timnas, Hendra Putra Satrya. Saking malunya, pemain kelahiran Sumbermanjing Wetan, 9 Juli 1998 ini malah tidak bisa menceritakan kenangannya selama tampil membela timnas U-13 dan berkunjung ke Malaysia. ‘’Waduh biyung, bagaimana rasanya dan kesannya. Ya, senang dan bangga bisa bermain di luar negeri, senang. Hampir dua minggu memendam rindu sama keluarga,” terang Hendra. (poy heri pristianto)
Sumber
No comments:
Post a Comment