SAATNYA REALITAS SEBUAH LOYALITAS
Nanang Susanto (Aremania Parahyangan)
Sudah sekian lama tersiar kabar di berbagai Media tentang berbagai fenomena (permasalahan) yang menghantam tubuh klub kebanggaan Gnaro Ngalam (Orang Malang, red) dan Aremania Sejagat Raya, Arema Indonesia. Mulai dari keterlambatan gaji pemain, kebocoran tiket, sepinya Stadion saat laga Kandang Arema, kekalahan telak Singo Edan dan berbagai fenomena pelik lainnya yang menyeruak ke pemukaan sehingga bukanlah rahasia umum lagi akan fenomena ini.
Fenomena diatas seolah sudah menjadi menu santapan di tubuh klub tanpa APBD pada beberapa tahun terakhir ini. Akan tetapi kini seolah sudah mencapai puncak dari berbagai fenomena itu, dimana seorang Sam Ikul sapaan akrab dari Lucky Acub Zainal yang merupakan seorang pendiri AREMA menyatakan, “Kalau hal itu (dilelang, red) adalah jalan yang terbaik, tak masalah dilelang. Tapi kalau saya bukan mengistilahkan dilelang, tapi cari investor yang siap mengelolanya. Syaratnya adalah home base Arema harus tetap di Malang. Karena Arema itu milik warga Malang atau Aremania. Selain itu, kalaupun nantinya akan dibeli, harus ada kesepakatan, Arema tetap mengikuti kompetisi Indonesia Super League (ISL). Tak boleh keluar dari ISL. Karena ISL adalah kompetisi liga yang sah. Proses penjualannya harus jelas dan dibicarakan kepada semua pihak yang terlibat di kepengurusan Yayasan Arema. Investor dari luar dan dalam negeri juga berhak asalkan home base-nya tetap di Malang."
Pernyataan senada juga dituturkan seorang Rendra Kresna yang merupakan Presiden Kehormatan Arema Indonesia sekaligus Bupati Malang yang mengungkapkan Arema kini menanggung kondisi defisit keuangan. Belum lagi tunggakan Rp 5 miliar untuk keperluan pembayaran gaji pemain dan tanggungan kewajiban pelunasan pajak. Asal syaratnya home base Arema tetap di sini (Malang Raya). Jumlah itu (5 miliar) sangat besar. Makanya siapa saja yang mau membeli Arema, silakan datang.
Menilik dari sekian fenomena yang ada tersebut, Aremania sebagai supporter yang terkenal dengan jargon Loyalitas Tanpa Batas bukannya tanpa tindakan dengan fenomena yang menghantam sebuah klub kebanggaannya itu. Aremania bukan hanya sekali ataupun dua kali turun langsung untuk meringankan krisis finansial klub kebanggaannya, diantaranya aksi turun ke jalan untuk menggalang dana bagi Arema atau juga PROGRAM BELI TIKET TANPA NONTON. Management Aremapun melakukan usaha dengan menaikkan harga tiket pada laga kandangnya,terutama pada laga Big Match. Tapi apa daya, semua itu belum mampu teratasi.
Mungkin benar apa yang dinyatakan lebih jauh oleh Rendra Kresna, bahwa dia tak menutupi jika dalam tubuh manajemen pun konflik masih berkecamuk, akibat dualisme dalam struktur organisasi. Rendra yang kini berada di luar struktur menyayangkan perihal belum terselesaikannya hal ini. Dan dari konflik inilah yang mungkin menyebabkan tak terselesaikannya permasalahan dikarenakan problem internalnya sendiri yang pelik.
Dan ditanya mengenai berapa harga yang sudah disepakati? Rendra mengaku, bisa di atas Rp 20 miliar lebih. "Di atas Rp 20 miliar itu, bisa Rp 30 miliar lebih dan bahkan di atas itu," kata Bupati Malang itu.
Mengacu pada keinginan Aremania yang berkeinginan memiliki & mengelola klub kebanggaannya. Menurut saya pribadi saat inilah waktunya untuk memiliki & mengelola klub kebanggaannya secara penuh. Dan manajemen Arema membuka pintu bagi semua pihak yang menginginkan klub berjuluk Singo Edan itu. Berbagai pihak, seperti perusahaan swasta, investor, atau lembaga lain, bisa membeli Arema. Begitu juga dengan harga Rp 20 miliar ataupun bisa Rp 30 miliar bukanlah harga sulit jika Aremania Sejagat Raya berkomitmen tuk memiliki klub kebanggaan mereka hingga mencatatkan namanya sebagai Suporter yang memiliki & mengelola klubnya secara penuh.
Jika dirinci secara kasar :
1. Jumlah Aremania yang berpartisipasi = 3.000.000 orang
2. Jumlah dana @ Aremania = Rp 10.000
Total = Rp 30.000.000.000 (Rp 30 miliar didapat)
Pengumpulan dana dari rincian kasar tersebut bisa Aremania realisasikan dengan beberapa cara diantaranya :
1. Dikumpulkan tiap Korwil kemudian ditransfer ke pihak yang ditunjuk langsung oleh Aremania sebagai Pelaksana
pengumpul dana.
2. Ditransfer langsung ke Pelaksana.
Jika memang Aremania tak sebanyak itu, tapi kita bisa mengkalkulasikan pada perhitungan berikut :
1. Dimana seorang Aremania berpartisipasi Rp 20.000 maka dia bisa mewakili 2 Aremania, atau bahkan sampai Rp 250.000 yang hampir setara tiket VVIP Stadion Kanjuruhan berarti dia bisa dikatakan mewakili 25 Aremania.
Perhitungan @ Aremania 10 rb itu perhitugan paling ringan. Dan Partisipasi Rp 10.000 itupun bisa diganti dengan minimal Rp 20.000
Perhitungan @ Aremania 10 rb itu perhitugan paling ringan. Dan Partisipasi Rp 10.000 itupun bisa diganti dengan minimal Rp 20.000
2. Jika harga jual Rp 30.000.000.000 : Partisipasi @ Aremania Rp 20.0000 = 1.500.000 (maka didapat 1,5 juta Aremania yang berpartisipasi)
Semua itu hanyalah rincian kasar dari saya pribadi, jika nawak-nawak Aremania memiliki ide yang lebihwuah, monggo disampaikan. Membaca dari sekian fenomena yang ada saat ini mungkin inilah SAATNYA REALITAS SEBUAH LOYALITAS. Ayaspun masih menginginkan sebuah sharing dengan nawak-nawak untuk mencapai hasil yang maksimal, karena semua yang ayas tulis masih butuh bimbingan dari semua. Ayas mungkin tak tahu akan ada adanya ide-ide yang lebih Wuah yang dimiliki masing-masing Aremania yang belum mampu dikembangkan.
Malas Utas Awij
Dihimpun Dari : Berbagai Sumber
No comments:
Post a Comment