Minat masyarakat Indonesia terhadap batik Cirebon belumlah tinggi. Sebaliknya, masyarakat internasional justru yang memiliki minat tinggi.
"Hampir 80 persen, konsumen saya berasal dari Jepang," ungkap pengrajin Batik Cirebon, Katura saat berbincang dengan Republika Online, Sabtu (10/12), di sela acara ‘Jalan Bareng Abah Alwi’ yang digelar Harian Republika.
Katura mengatakan tingginya minat masyarakat luar terhadap batik merupakan bukti penghargaan mereka terhadap sebuah karya seni. Mereka tahu batik yang dibuat butuh keahlian tinggi. "Mereka bahkan tahu, mana batik asli buatan saya dan bukan," kata Katuro yang telah membatik semenjak usia 11 tahun.
Meski minat masyarakat luar demikian tinggi, namun Katuro belum bisa memenuni permintaan. "Yang kasihan itu, wisatawan Jepang yang kesini, mereka selalu pulang dengan tangan hampa. Ya habis mau bagaimana, kan tergantung stok mas," kata dia.
Bersumber dari...
Iklan
Karya
Labels
- Ad-Din (6)
- Kebudayaan dan Pariwisata (3)
- Kesehatan (12)
- Pemuda dan Olahraga (5)
- Pendidikan (6)
- Riset dan Teknologi (1)
Pesan-pesan
Sunday, 8 January 2012
Waspadai, Minum Air Saat Makan
Anda memiliki kebiasaan banyak minum ketika sedang makan? Sepertinya Anda harus segera mengubah kebiasaan tersebut. Sebab, meneguk air ketika makan ternyata dapat menghambat pencernaan di lambung.
Konselor mikrobiotik dari India, Shonali Sabherwal, mengatakan, ketika makan bukanlah waktu yang tepat untuk memuaskan rasa dahaga. "Orang-orang tidak tahu betapa minum air saat makan cukup mempersulit pencernaan mereka," ujar Sabherwal seperti dikutip Times of India.
Penelitian menunjukkan bahwa minum sedikit air selama makan tidak menjadi perhatian. Namun, minum segelas atau dua gelas dapat mengganggu pencernaan. Para peneliti menemukan bahwa yang terbaik adalah minum air sebelum makan dan dua jam sesudahnya. Hal ini membantu dalam penyerapan nutrisi.
Sabherwal mengatakan bahwa minum air ketika makan dapat mengencerkan konsentrasi asam lambung (HCl). Untuk mencerna makanan, tubuh memerlukan HCl dengan konsentrasi tertentu. Namun, kerena minum banyak air, konsentrasi HCl berkurang. Akibatnya, hanya sedikit makanan yang bisa dicerna oleh tubuh. Hal ini, jika dibiarkan terus bisa menimbulkan berbagai penyakit.
Konselor mikrobiotik dari India, Shonali Sabherwal, mengatakan, ketika makan bukanlah waktu yang tepat untuk memuaskan rasa dahaga. "Orang-orang tidak tahu betapa minum air saat makan cukup mempersulit pencernaan mereka," ujar Sabherwal seperti dikutip Times of India.
Penelitian menunjukkan bahwa minum sedikit air selama makan tidak menjadi perhatian. Namun, minum segelas atau dua gelas dapat mengganggu pencernaan. Para peneliti menemukan bahwa yang terbaik adalah minum air sebelum makan dan dua jam sesudahnya. Hal ini membantu dalam penyerapan nutrisi.
Sabherwal mengatakan bahwa minum air ketika makan dapat mengencerkan konsentrasi asam lambung (HCl). Untuk mencerna makanan, tubuh memerlukan HCl dengan konsentrasi tertentu. Namun, kerena minum banyak air, konsentrasi HCl berkurang. Akibatnya, hanya sedikit makanan yang bisa dicerna oleh tubuh. Hal ini, jika dibiarkan terus bisa menimbulkan berbagai penyakit.
Asam lambung, selain membantu pencernaan juga berfungsi sebagai anti bakteri. Jika lambung sudah tidak bekerja optimal, akan dapat mempengaruhi kerja organ pencernaan lainnya menjadi lebih berat sehingga menyebabkan ketidakseimbangan metabolisme tubuh.
Agar tak merasa haus ketika makan, Sabherwal menghimbau agar tak terlalu banyak makan makanan yang asin. "Pastikan makanan Anda tidak terlalu asin karena akan semakin membuat haus," kata dia. Agar pencernaan tetap berjalan baik meskipun tanpa dibantu oleh air, ia menyarankan agar mengunyah pelan-pelan. Saat mengunyah, mulut mengeluarkan enzim yang membantu pencernaan makanan sehingga tugas lambung dalam mencerna makanan menjadi lebih ringan.
Agar tak merasa haus ketika makan, Sabherwal menghimbau agar tak terlalu banyak makan makanan yang asin. "Pastikan makanan Anda tidak terlalu asin karena akan semakin membuat haus," kata dia. Agar pencernaan tetap berjalan baik meskipun tanpa dibantu oleh air, ia menyarankan agar mengunyah pelan-pelan. Saat mengunyah, mulut mengeluarkan enzim yang membantu pencernaan makanan sehingga tugas lambung dalam mencerna makanan menjadi lebih ringan.
Wow, Siswa SMKN 8 Bandung Ciptakan Mobil Buggy
Siswa SMKN 8 Kota Bandung telah berhasil menciptakan sebuah produk otomotif, yakni mobil buggy. Mereka merakit mobil buggy dengan keterampilan yang mereka dapatkan di bangku sekolah dan internet. Produk ini masih terus dicoba untuk dikembangkan oleh para siswa.
Menurut Kepala SMKN 8, Dedi Indrayana, sekolahnya memang tengah didorong untuk menjadi teaching factory, yaitu sekolah yang menerapkan konsep pembelajaran dalam suasana seperti dalam dunia industri. “Dengan demikian, dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri dan pengetahuan sekolah,” ujar Dedi pada Ahad (8/1) lewat ponsel.
Ia menceritakan, awalnya ia memiliki ide pada tahun 2009 dengan melihat referensi dari internet dan Youtube. Setelah mempelajari, ia lantas mencanangkan agar SMKN 8 menjadi sekolah pertama yang memproduksi mobil buggy di Indonesia. Soal mesin, ia membelinya dari mesin mobil bekas di Singapore. “Kami menggunakan mesin bekas Toyota VIOS 1500 cc VVTI, yang dibeli seharga Rp 18 juta. Sudah cukup bagus kok, dan masuk standar EURO 2” tandas Dedi.
Untuk proyek awal, kata Dedi, sampai terbentuk sebuah prototipe mobil buggy dihabiskan waktu empat bulan. Namun, untuk saat ini, pihaknya mengaku bisa menyelesaikan satu unit mobil buggy dalam waktu satu bulan. ”Awalnya susah sekali,” tambah Dedi.
Sumber
Menurut Kepala SMKN 8, Dedi Indrayana, sekolahnya memang tengah didorong untuk menjadi teaching factory, yaitu sekolah yang menerapkan konsep pembelajaran dalam suasana seperti dalam dunia industri. “Dengan demikian, dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri dan pengetahuan sekolah,” ujar Dedi pada Ahad (8/1) lewat ponsel.
Ia menceritakan, awalnya ia memiliki ide pada tahun 2009 dengan melihat referensi dari internet dan Youtube. Setelah mempelajari, ia lantas mencanangkan agar SMKN 8 menjadi sekolah pertama yang memproduksi mobil buggy di Indonesia. Soal mesin, ia membelinya dari mesin mobil bekas di Singapore. “Kami menggunakan mesin bekas Toyota VIOS 1500 cc VVTI, yang dibeli seharga Rp 18 juta. Sudah cukup bagus kok, dan masuk standar EURO 2” tandas Dedi.
Untuk proyek awal, kata Dedi, sampai terbentuk sebuah prototipe mobil buggy dihabiskan waktu empat bulan. Namun, untuk saat ini, pihaknya mengaku bisa menyelesaikan satu unit mobil buggy dalam waktu satu bulan. ”Awalnya susah sekali,” tambah Dedi.
Sumber
Subscribe to:
Posts (Atom)