Mungkin kata-kata itu yang kan mereka ucapkan saat pemain muda asli Malang mampu mengharumkan Ibu Pertiwi.
Bukanlah suatu isapan jempol belaka bahwa Malang telah dikenal dengan andil besarnya di-Persepakbolaan Nasional. Mulai dari jajaran pemain hingga pelatih sekelas Aji Santoso.
Itu semua tak lepas dari pembinaan usia mudanya sehingga Malang pun telah menjelma sebagai pusat pembinaan usia muda, sebut saja Hermawan, Ahmad Bustomi, Benny Wahyudi, Juan Revi, dan Dendy Santoso. Talenta mereka pun tercium arsitek Timnas Senior Alfred Riedl yang berminat memakai jasa mereka (Benny Wahyudi, Ahmad Bustomi, dan yang termuda Dendy Santoso).
Mereka meraih puncak kegemilangan masa muda bukanlah secara instan ataupun sulap. Seperti halnya Dendy Santoso, dia telah memulai karir pesepakbola mulai dari Sekolah Sepak Bola (SSB) dan Akademi Arema.
Disamping Akademi Arema, masih ada beberapa Akademi ataupun Sekolah Sepak Bola (SSB) yang begitu menjamur di Kota dengan julukan Kota Apel ini. Yang telah membuat harum Kota Apel ini ketika Sekolah Sepak Bola (SSB) Banteng Muda Malang lolos ke babak final Danone Nations Cup (DNC) 2010 di Afrika Selatan (Afsel) setelah di babak final nasional mengalahkan SSB Uni Bandung 1-0.
Tim Danone Indonesia yang diwakili SSB Banteng Muda Malang berhasil meraih hasil membanggakan pada kejuaraan Danone Nations Cup 2010 di Pretoria, Afrika Selatan. Dalam turnamen Piala Dunia untuk anak-anak ini, Tim Danone Indonesia menempati peringkat enam besar.
Pada ajang Danone Cup 2010 ini, Indonesia diwakili oleh dua tim. SSB Banteng Muda dari Malang, Jawa Timur, sebagai juara Aqua-DNC Indonesia 2010 berhasil menempati peringkat 15 besar setelah mengalahkan tim-tim dari Italia dan Mesir.
Pemain binaan akan mencapai puncak jika :
Bukanlah suatu isapan jempol belaka bahwa Malang telah dikenal dengan andil besarnya di-Persepakbolaan Nasional. Mulai dari jajaran pemain hingga pelatih sekelas Aji Santoso.
Itu semua tak lepas dari pembinaan usia mudanya sehingga Malang pun telah menjelma sebagai pusat pembinaan usia muda, sebut saja Hermawan, Ahmad Bustomi, Benny Wahyudi, Juan Revi, dan Dendy Santoso. Talenta mereka pun tercium arsitek Timnas Senior Alfred Riedl yang berminat memakai jasa mereka (Benny Wahyudi, Ahmad Bustomi, dan yang termuda Dendy Santoso).
Mereka meraih puncak kegemilangan masa muda bukanlah secara instan ataupun sulap. Seperti halnya Dendy Santoso, dia telah memulai karir pesepakbola mulai dari Sekolah Sepak Bola (SSB) dan Akademi Arema.
Disamping Akademi Arema, masih ada beberapa Akademi ataupun Sekolah Sepak Bola (SSB) yang begitu menjamur di Kota dengan julukan Kota Apel ini. Yang telah membuat harum Kota Apel ini ketika Sekolah Sepak Bola (SSB) Banteng Muda Malang lolos ke babak final Danone Nations Cup (DNC) 2010 di Afrika Selatan (Afsel) setelah di babak final nasional mengalahkan SSB Uni Bandung 1-0.
Tim Danone Indonesia yang diwakili SSB Banteng Muda Malang berhasil meraih hasil membanggakan pada kejuaraan Danone Nations Cup 2010 di Pretoria, Afrika Selatan. Dalam turnamen Piala Dunia untuk anak-anak ini, Tim Danone Indonesia menempati peringkat enam besar.
Pada ajang Danone Cup 2010 ini, Indonesia diwakili oleh dua tim. SSB Banteng Muda dari Malang, Jawa Timur, sebagai juara Aqua-DNC Indonesia 2010 berhasil menempati peringkat 15 besar setelah mengalahkan tim-tim dari Italia dan Mesir.
Pemain binaan akan mencapai puncak jika :
- Terus diasah dengan diikutkan dalam kompetisi profesional agar terbiasa dengan atmosfir kompetisi.
- Dukungan penuh dari orang tua, karena Pembina atau pemantu bakat hanya memiliki 20% kepada pemain.
- Seluruh elemen ikut terlibat seperti pelatih dan manejemen sesuai porsi masing-masing.